Tenun.id – Selain taman nasional dan wisata bawah laut, pulau Wakatobi ternyata memiliki kerajinan tenun yang penuh keindahan. Di mana jejak sejarahnya sekarang?
Ini tenun berasal dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya di pulau Wangi Wangi Kaledupa Tomia dan Binongko yang disingkat dengan Wakatobi. Kain tenun yang dihasilkan berupa sarung dengan motif khas suku Buton.
Seperti halnya Pulau Buton yang menghasilkan kain unik, gugusan pulau di Sulawesi Tenggara ini juga mempunyai kain tenun dengan keunikan tersendiri.
Baca Juga: Tenun Rangrang
Keunikan tenun kepulauan indah ini ada pada teknik menenun yang menggunakan teknik ikat ganda. Teknik ini memerlukan ikatan benang pada benang pakan dan pada benang lungsi sekaligus. Pada saat menenun, pengrajin mesti mampu menempatkan motif pada benang pakan pada tempat yang pas dengan motif benang lungsi. Itulah tantangan yang membuat unik teknik ikat ganda atau double ikat yang membuat hasil kain menjadi istimewa.
Salahsatu desa yang terkenal sebagai penghasil kain tenun ikat adalah desa Pajam. Desa Pajam menjadi pusat pembuatan tenunan khas Buton yang masih dibuat dengan cara tradisional dan daerah tersebut menjadi salah tujuan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wakatobi. Keberadaannya pun di unggulkan sebagai salah satu oleh oleh khas daerah wisata Wakatobi.
Baca : 10 Tempat Wisata Wakatobi
Baju Tenun Wakatobi
Salah satu desainer yang menggunakan kain tenun Wakatobi dalam rancangan busana adalah Tia Hidayat. Perancang asal Bandung tersebut sempat menampilkan koleksi maxi dress dan outer bertajuk “Armonia”.
Motif khas kain tenun ikat asli Sulawesi Tenggara membuat tampilan etnik terasa kental meski dalam nuansa warna monokrom yang menjadi tren fashion modern. Model layering bersiluet asimetris juga turut mempermanis koleksi busana muslim ini.
Dalam koleksi yang ditampilkan, Armonia dilengkapi dengan hijab simple warna hitam dan headpiece unik yang dipakai di wajah model. Bagaimana menurutmu?
